Parenting | Lifestyle | Review

Bisolvon - Tetap Dekat Dengan Keluarga Ketika Batuk Berdahak

on
Saturday, 2 February 2019

Sebagai working Mom yang memiliki dua orang anak dirumah, tentu saya harus selalu menjaga kesehatan agar tetap dekat dengan mereka. Bulan Januari sering saya sebut sebagai bulan Hujan berhari-hari. Mengingat cuaca akhir-akhir ini tidak menentu, kadang panas kadang hujan bahkan bisa hujan dari malam hingga malam. Meski udara terasa sejuk dan adem, tetap harus waspada dengan penyakit yang menghantui kesehatan keluarga, karena virus dan bakteri mudah berkembang biak pada musim ini.

Saat hujan turun, ancaman banjirpun harus kita hadapi dan sering kita jumpai genangan air di jalan-jalan atau wadah-wadah kosong disekitar rumah kita. Tentu hal tersebut menjadi tempat berkumpulnya dan berkembangnya virus dan bakteri penyebab penyakit. Ketika daya tahan tubuh keluarga sedang menurun, tentu akan mudah terserang penyakit. Beberapa penyakit yang sering kita jumpai saat musim hujan adalah batuk, pilek, gatal pada kulit hingga diare.

Musim hujan ini, sesekali saya mengijinkan Reyvell (anak pertama saya) untuk "mandi hujan".  Belum lagi kebiasaannya mengkonsumsi makanan manis seperti permen dan cokelat. Tentu sangat beresiko terserang batuk dan pilek. Sedihnya, kalau Reyvell batuk pilek pasti muntah. Selalu panik jika Reyvell sudah batuk, takut dehidrasi karena setiap minum malah muntah. Saat diperiksakan ke dokter, tindakannya yang dilakukan adalah nebulizer.


Pada hari Jumat (25/1) lalu, saya berkesempatan hadir di Eighty Nine Eatery Kemang dalam Talkshow yang sangat bermanfaat bersama Bisolvon dan Fimela dengan tema "Jangan Batuk Berdahak Jauhkan Yang Dekat".


Talkshow Para Narasumber

Mom Amallia Sarah - dr.Riana Wijaya - Ibu Mega Valentia
Beruntungnya ada dalam acara ini, karena dihadiri oleh Ibu Adisti Nirmala selaku Head of Marketing Sanofi Consumer Healthcare, Ibu Ayu Kinanti selaku Editor in Chief Fimela, Ibu Mega Valentia selaku Brand Manager Bisolvon, dr. Riana Wijaya sebagai Sanofi Medical Expert, dan salah satu yang mewakili para millenial Moms yaitu Mom Amallia Sarah.

Dari yang saya baca, Orangtua harus mengenali jenis batuk pada anak sehingga kita lebih tepat dalam menentukan penanganannya. Batuk pada anak dibedakan menjadi dua tipe diantaranya :

  • Batuk Kering. Moms jangan tinggal diam jika anak tiba-tiba terbangun pada tengah malam dan batuk berbunyi grok-grok. Batuk model ini juga akan membuat anak jadi sulit bernapas. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh peradangan pada bagian tenggorokan. Batuk ini juga disertai dengan bunyi-bunyian saat anak sedang bernapas. Bawa si anak ke tempat yang udaranya segar untuk melancarkan saluran pernapasannya. Mandi air hangat juga membantu untuk mengatasi batuk tersebut.
  • Batuk berdahak atau berlendir. Batuk ini biasanya ditandai dengan adanya lendir atau dahak saat anak batuk. Selain itu, hidung juga berlendir dan disertai sakit tenggorokan hingga mata berair. Anak yang mengalami batuk berdahak juga cenderung memiliki nafsu makan yang  berkurang. Kondisi akan menjadi lebih parah jika disertai pilek (influenza).
Secara umum, kita mengenal batuk kering dan batuk berdahak. Pada batuk kering, tenggorokan terasa gatal dan tidak ada dahak. Sedangkan batuk berdahak terjadi untuk mengeluarkan dahak/sputum dari dada, untuk membantu membersihkan saluran napas.

Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga. Kemudian akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.

Tips menjaga kesehatan di musim pancaroba oleh dr. Riana Wijaya, Sanofi Medical Expert  adalah sebagai berikut:
  1. Menjaga kebugaran tubuh. Istirahat cukup, berolahraga dan minum vitamin agar kondisi tubuh tetap sehat.
  2. Menjaga pola makan. Kurangi konsumsi junk food dan jajanan yang kurang sehat lainnya. Perbanyak konsumsi sayur dan buah.
  3. Minum air putih yang cukup. Minimal 2 liter atau 8 gelas air putih sehari.
  4. Membawa perlengkapan untuk melindungi tubuh jika berada diluar rumah. Seperti payung, jas hujan, jaket, topi, dan lainnya.
  5. Memakai masker. Tujuannya untuk melindungi diri dari penyebaran virus. Menggunakan masker juga sebagai bentuk  menghormati dan menjaga orang lain agar tidak ketularan.
  6. Menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan. Di musim pancaroba, tidak hanya batuk pilek saja yang mengancam. DBD (Demam Berdarah Dengue) pun dapat menyerang bila kita tidak menjaga kebersihan.
"Punya anak kecil harus memiliki banyak pengetahuan dan informasi seputar anak. Apalagi anakku suka banget makan permen dan makanan manis lainnya." ucap Mom Amallia Sarah. Mom Amallia Sarah juga bertanya kepada dokter Riana terkait obat batuk yang harus dikonsumsi setelah makan, Mitos atau Fakta? Mom Amallia pun menyampaikan bahwa dirinya sangat selektif dalam memberikan obat atau vitamin untuk Rayyan, anaknya.

Dijawab oleh dr. Riana, "Obat yang harus dikonsumsi setelah makan biasanya mengakibatkan asam lambung naik. Sehingga harus makan dahulu". Dan batuk dengan frekuensi lebih dari 3 Minggu dapat dikategorikan masalah medis lebih dalam. Dan kondisi tersebut harus mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.


Bisolvon, Pilihan Tepat Ketika Batuk Berdahak

Saya bersama baby Rushel
Hari ini saya mendapatkan informasi yang bagaimana memilih obat batuk yang tepat. Yaitu obat batuk dengan kandungan Bromhexine HCl.

Apa sih Bromhexine HCl? Bromhexine HCl adalah zat yang digunakan untuk mengencerkan dahak pada saluran pernapasan atau yang disebut juga dengan mukolitik. Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja sel yang menghasilkan dahak atau mukus, sehingga menghasilkan dahak yang tidak kental dan mudah untuk dikeluarkan oleh penderitanya. 

Ibu Adisti Nirmala, Head of Marketing Sanofi Consumer Healthcare, mengatakan bahwa Sanofi adalah sebuah perusahan yang bergerak di bidang kesehatan. Sanofi sudah ada di Indonesia sejak tahun 1956 (61 tahun). Selain Bisolvon, masih ada beberapa produk dari Sanofi yaitu Dulcolax, Pharmaton, dan Lactacyd.

"Menurut data Nielsen, 1 dari 3 orang di Indonesia mengalami batuk di 3 bulan terakhir" tambah Ibu Mega Valentia. Ibu Mega juga memberikan tips bagaimana memilih obat batuk yang tepat, yaitu:
  1. Terdaftar di BPOM. Lihat nomor registrasi yang tertera di kemasan obat.
  2. Pilih obat batuk yang sudah teruji klinis dan direkomendasikan oleh dokter.
Bisolvon adalah jenis obat yang digunakan saat proses penyembuhan batuk yang disertai dengan dahak. Dalam obat batuk Bisolvon terkandung  Bromhexine HCl yang bekerja langsung mengencerkan dahak sehingga batuk lebih cepat reda. Varian dari Bisolvon pun disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat ini dalam menjaga kesehatan keluarga.

Rangkaian Varian Bisolvon

Bisolvon kalahkan batuk berdahak di Indonesia selama lebih dari 45 tahun. Memiliki varian yang lengkap, mulai dari anak hingga dewasa.

Bisolvon Extra
Bisolvon Extra. Dengan 2 aksi kalahkan batuk dengan Bromhexine yang mengencerkan dahak dan Guafenesin untuk pengeluaran dahak, dapat digunakan sejak 2 tahun dan tidak menyebabkan kantuk. Tersedia dalam kemasan 60ml dan 125ml.
Sumber: goapotik.com
Bisolvon Kids. Merupakan sediaan Bisolvon dengan rasa strawberry cocok untuk anak-anak sejak usia 2 tahun. Tersedia dalam kemasan 60ml dan 125ml.


Bisolvon Tablet
Bisolvon Tablet. Sediaan praktis Bisolvon untuk batuk berdahak. Cocok untuk yang sibuk beraktivitas secara mobile. Tersedia dalam kemasan 4’s dan 10’s.


Sumber: goapotik.com
Bisolvon Solution. Sediaan Bisolvon yang bebas gula, cocok untuk pasien Diabetes dan anak-anak. Tersedia dalam kemasan 50ml.

"Kalau satu orang terserang batuk bisa jadi tertular nggak cuma untuk satu orang bahkan satu keluarga bisa menderita batuk. Nah, kita ada Bisolvon Ekstra yang dapat digunakan untuk keseluruhan keluarga. Dosisnya dapat disesuaikan, jadi kalau orang dewasa 10ml dan anaknya bisa 5ml" jelas Ibu Mega Valentia.

Penjelasan dari Ibu Mega, kemasan Bisolvon sebenarnya sudah dirancang dalam ukuran yang pas untuk dikonsumsi. Jika pasien disiplin meminum Bisolvon, seharusnya tidak perlu lagi disimpan karena obat sudah habis dan sakit pun sembuh. Batuk biasanya akan sembuh dalam waktu 2-3 hari. Maka dari itu, jangan menyimpan sisa obat. Kalaupun ingin menyimpan obat, hati-hati dalam penyimpanannya. Obat rentan rusak bila kemasan sudah terbuka. Saat disimpan di dalam kulkas pun belum tentu terjamin keamanan kualitasnya. Apalagi jika diletakkan berdekatan dengan bahan makanan yang mudah terkontaminasi.

Idealnya pemberian obat adalah sebanyak 3x sehari dengan jeda per 8 jam. Tetapi, seringkali disebutkan pagi, siang, dan malam. Hal itu dikarenakan mengikuti jadwal makan. Jika pasien susah makan atau tidak makan secara teratur saat sakit memang sebaiknya mengikut waktu ideal saja, yaitu per 8 jam.

Bisolvon dapat diminum sebelum makan. Tidak perlu khawatir bagi Orangtua jika ingin memberikan obat batuk ini kepada anak sebelum makan, karena biasanya anak-anak akan susah makan atau nafsu makan berkurang ketika sakit.

Rangkaian produk Bisolvon sangat lengkap. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dari anak-anak hingga pasien khusus pun tersedia. Produknya mudah dijumpai, di apotek terdekat (apotek online juga), Watson, Guardian, dan minimarket.


Jangan sampai salah minum obat. Oleh karena itu kita harus cermat mengetahui apakan batuk yang kita atau anggota keluarga alami itu berdahak atau tidak. Jika salah minum obat, contohnya batuk berdahak tetapi minumnya obat untuk batuk kering, justru membuat dahaknya jadi semakin menumpuk.

.
.
.
.
Jika batuk menyerang saat masa pancaroba, kalahkan batuk berdahak dengan BISOLVON sekarang, sehingga KEMBALI DEKAT dengan sekitar..!

Terimakasih Fimela dan Bisolvon.
#JANGANBATUKBERDAHAKJAUHKANYANGDEKAT