Hai Healthy People,
Pernahkah kamu lupa meletakkan kacamata hingga bingung mencarinya padahal kacamata tersebut berada di atas kepala mu?
Beberapa kali aku pernah mengalami hal tersebut.
Nah, sering kali kita menganggap Pikun adalah sesuatu yang wajar dan normal ketika bertambahnya umur atau orang lanjut usia. Padahal, Pikun bukanlah sesuatu yang normal untuk masa penuaan. Pikun atau Demensia Alzheimer adalah penyakit yang harus diobati.
Dalam rangka memperingati Alzheimer Awareness Month pada bulan September ini, maka PT Eisai Indonesia (PTEI) dan PERDOSSI mengadakan Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia yang merupakan bagian dari program kampanye edukatif #ObatiPikun. Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia ini dapat diikuti oleh dokter spesialis saraf, dokter umum, dokter seminat serta masyarakat awam. Beruntungnya saya menjadi salah satu peserta awam pada festival tersebut. Sebelum memulai Festival Digital ini, seluruh peserta diajak untuk menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
Festival resmi dibuka secara virtual oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PERDOSSI, DR. dr. Dodik Tugasworo P, SpS(K), dan President Director PT Eisai Indonesia (PTEI), dr. Iskandar Linardi.
Dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak DR. dr. Dodik Tugasworo P, SpS(K) selaku Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PERDOSSI.
DR. dr. Dodik Tugasworo P, SpS(K) dalam sambutannya mengatakan, “Edukasi kepada masyarakat dan tenaga kesehatan secara terus menerus sangat penting. Sebagai bagian dari program kampanye edukatif #ObatiPikun yang kami canangkan bersama dengan PT. Eisai Indonesia (PTEI), maka kami mengadakan Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia ini. Para peserta akan mendapat penjelasan menyeluruh mengenai Demensia Alzheimer dari berbagai narasumber dibawah naungan PERDOSSI. Dalam kesempatan itu pula, peserta akan diperkenalkan pada sebuah aplikasi deteksi dini Demensia Alzheimer bernama aplikasi E-Memory Screening (EMS). Melalui Aplikasi EMS ini kami berharap semakin banyak masyarakat yang mengetahui gejala awal Demensia Alzheimer dan juga bagaimana penanganannya.”
Penjelasan Aplikasi E-Memory Screening (EMS)
Aplikasi E-MS resmi diluncurkan pada tanggal 20 September 2020 dan dapat diunduh dengan mudah oleh dokter dan masyarakat awam di Playstore dan Appstore. Aplikasi E-MS ini akan menilai kondisi memori seseorang dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait Demensia Alzheimer yang mungkin dialami oleh pengguna aplikasi. Setelah itu, Aplikasi E-MS akan memberikan skor dan apabila skor tersebut menunjukkan kondisi abnormal, maka aplikasi ini akan menyediakan fitur direktori rujukan terpercaya kepada dokter di sekitar pengguna aplikasi berdasarkan GPS termasuk informasi jarak, nama dokter beserta keahliannya di bidang Demensia Alzheimer, serta nomor call center RS yang dapat dihubungi. Selain deteksi dini, aplikasi ini juga menyediakan ragam informasi terpercaya dan akurat mengenai Demensia Alzheimer dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam. Aplikasi ini juga menyediakan tips dan trik dalam merawat Orang Dengan Demensia (ODD) secara efektif dan efisien.
Demensia Alzheimer
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS mengatakan, “Saat ini kita mulai memasuki periode aging population, dimana terjadi peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan jumlah lanjut usia (lansia). Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan diperkirakan akan terus meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%). Jumlah lansia yang terus meningkat tersebut dapat menjadi aset bangsa bila tetap sehat dan produktif. Namun lansia yang tidak sehat dan tidak mandiri akan berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi bangsa. Demensia Alzheimer merupakan salah satu ancaman bagi lansia di Indonesia saat ini."
Selanjutnya dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS mengatakan, “Kementerian Kesehatan mendukung penuh Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia ini karena merupakan bagian dari edukasi yang sangat penting untuk mencegah lansia terkena Demensia Alzheimer. Harapannya, makin banyak lansia yang terdeteksi Demensia Alzheimer dapat ditangani sejak awal sehingga dapat terus produktif.
#ObatiPikun Dengan Mengenal Gejalanya
- Gangguan Daya Ingat
- Sulit Fokus
- Sulit Melakukan Kegiatan Yang Familiar
- Disorientasi
- Kesulitan Memahami Visuospasial
- Gangguan Berkomunikasi
- Menaruh Barang Tidak Pada Tempatnya
- Salah Membuat Keputusan
- Menarik Diri Dari Pergaulan
- Perubahan Perilaku dan Kepribadian
Demensia di Masa Pandemi
Oleh karena itu, deteksi dini dapat membantu penderita demensia dan keluarganya untuk dapat menghadapi dampak penurunan fungsi kognitif dan pengaruh psiko-sosial dari penyakit ini dengan lebih baik. Selain itu penanganan demensia sejak dini juga penting untuk mengurangi percepatan kepikunan.
Melalui slide dengan gambar payung, Dr. dr. Junita Maja Pertiwi, Sp.S(K) menjelaskan bahwa Demensia memiliki klasifikasinya. Terdapat juga Gangguan Perilaku Demensia, seperti melihat sesuatu tetapi tanpa realita; senang yang berlebihan; perilaku yang menyimpang; gelisah; mudah marah; depresi; halusinasi; apatis dan cemas.
Dampak Pandemi bagi Penderita Demensia dari faktor eksternal adalah Risiko terpaparnya Covid19; Risiko menjadi pasien Covid19; Risiko depresi; Risiko perburukan Kognitif dan Perilaku; Risiko Penyakit penyerta.
Mengenai PT Eisai Indonesia (PTEI)
PT Eisai Indonesia (PTEI) merupakan perusahaan farmasi dengan filosofi human health care (hhc) yang telah berkontribusi untuk industri kesehatan di Indonesia selama 50 tahun. Filosofi human health care (hhc) tersebut membuat PT Eisai Indonesia (PTEI) menempatkan perhatian utama pada pasien dan juga keluarga pasien. Hal tersebut dilakukan dengan meningkatkan manfaat yang diberikan dalam perawatan kesehatan dan memberikan kontribusi yang berarti dalam sistem perawatan kesehatan di Indonesia.
Be First to Post Comment !
Post a Comment